PERKEMBANGAN NEGARA
TRADISIONAL DI INDONESIA
A. Perkembangan negaraa Tradisional Bercorak Hindu dan Budha di Nusantara
Agama moderen yang pertama kali tercatat masuk ke Nusantara adalah agama Hindu dan Budha. Kedua agama inimembawa perubahan besar thp masyarakat yang saat itu masih menganut animisme dan dinamisme. Penerimaan masyarakat Nusantara terhadap agama Hindu dan Budha tidak secara serta merta. Agama Hindu dan Budha berproses untukmeninggalkan bekas yang dalam pada kebudayaan Nusantara.
1. Proses Masuk dan Berkembangnya Agama Sertya Kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia
Wilayah indonesia yang meniliki letak sangat strategis, yakni di persimpangan jali=ur perdagangan antara Asia dan Afrika menyebabkan terjadinya pelayaran dan perdagangan Asia kuno, yang dilakukan oleh para pedagang Cina dan India dengan Indonesia. Aktivitas Pelayaran dan perdagangan di Asia semakin ramai setelah ditemukan jalur laut antara Romawi dan Cina.
Rute jalur laut dilalui dalam hubungn dagang Cina dengan Romawi tekah mendorong munculnya hubungan dagang pada daerah-daerah yang dilalui termasuk wilayah Indonesia. Hubungan perdagangan tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidu masing-masing daerah.
Para pedagang dari india dan juga mengenalkan pengaruh kebudayaan mereka kepada para pedagang di Indonesia, sehingga dalam perkembangannya kebudayaan india dapat mendominasi dan memengaruhi tata kehidupan masyarakat Indonesia dalam berbagai bidang.
Hubungan perdagangan antara India dan Indonesia juga menyebabkan agama Hindu dan Budha tersebar di Indonesia. Hal ini terjadi karena perenan para bangsawan dan raja yang menganut agama Hindu dan Budha yang menyebarkannya kepada rakyat.
2. Penyairan Agama Hindu-Buddha di Indonesia
a. Penyiaran Agama Hindu di Indonesia
Proses Hindunisasi di Indonesia dilakukan oleh para pedagang India dan Para pelajar Indonesiayang belajar agama Hindu di India yang kemudia menyebarkan di Indonesia. Ada beberapa teori yang dikemukakan pleh para ahli tentang penyebaran agama Hindu di Indonesia yaitu,
1) Teori Brahmana
Teori ini menyatakan bahwa penyebaran agama Hindu di Indonesia adalah kelompok Brahmana atau para pendeta yang datang ke Indonesia atau undangan kepala suku yang tertarik mendalami agama Hindu, sehingga para pendeta dijadikan penasihat raja (Purohiti).
2) Teori Ksatria
Teori ini menyatakan bahwa penyebaran agama Hindu di Indonesia adalah kelompok Ksatria atau kelompok bangsawan yang melarikan diri akibat kekacauan politik di India dan mendirikan kerajaan-kerajaan baru di Indonesia serta menyebarkan agama Hindu.
3) Teori Waisya
Teori ini menyatakan bahwa penyebaran agama Hindu di Indonesia adalah orang-orang dari kasta waisya atau para pedagang yang menetap dan kawin dengan orang Indonesia.
4) Teori Sudra
Teori ini menyatakan bahwa penyebaran agama Hindu di Indonesia adalah orang-orang dari kasta dudra yang melakukan migrasi ke Indonesia karena mereka di anggap orang-orang buangan di India.
b. Penyiaran Agama Budha di Indonesia
Proses buddhaisme dilakukan oleh para biksu dalam misi penyebaran agama yaitu Dharmudata, yang dikenal lewat raja maupun kelompok bangsawan yang kemudian dikenalkan pada rakyatnya.
3. Pengaruh Agama Hindu-Buddha di Indonesia
Masuknya budaya India ke Indonesia telah memberi pengaruh dalam berbagai bidang kehidupan yaitu,
a. Bidang Politik
b. Bidang Sosial
c. Bidang Ekonomi
d. Bidang Kepercayaan
e. Bidang Budaya
1) Seni Bangunan
2) Seni Rupa
3) Seni Sastra
4) Wayang Kulit
4. Hasil Akulturasi Budaya India dengan Indonesia
a. Pengertian Akulturasi Budaya
Akulturasi budaya adalah proses perpaduan antara dua kebudayaan atau lebih tanpa meninggalkan kebudayaan aslinya.
b. Faktor memengaruhi terwujudnya akulturasi budaya antara lain,
1) Unsur budaya India tidak jauh berbeda dengan budaya Indonesia.
2) Unsur budaya India mudah diterima oleh masyarakat Indonesia.
3) Unsur budaya India memiliki tingkatan perkembangan yang tidak jauh berbeda.
c. Hasil akulturasi budaya Hindu Budha dengan budaya indonesia antara lain,
1) Seni Bangunan
Pengaruh Akulturasi budaya di bidang bangunan nampak dari adanya candi yang memiliki bangunan dasar berupa punden berundak yang merupakan hasil kebudayaan masyarakat Indonesia pada masa Megalitikum (Zaman batu besar).
2) Seni Rupa
Pengaruh Akulturasi budaya di bidang seni rupa terdapat dalam lukissan berupa perahu bercadik dan rumah panggung yang dipahatkan di dingding Candi. Di samping itu, juga terdapat arca yang berlagam Gandhara dan Amarawati yang berbentuk dawa, manusia, dan binatang.
3) Kalender
Nampak dari adanya sistem penggaan tahun saka dan Candra sangkala. Bentuk penanggalan Candra Sangkala dapat berupa kalimat dari gambar yang memiliki arti angka sehingga jika dibaca akan berupa tahun saka. Contoh:” sirna liang Kertaning Bumi” artinya :
- Sirna : hilang berarti 0 - Kertaning : Berarti 4
- Iiang : hilang berarti 0 - Bumi : berarti 1
Sehingga “ Sirna Iiang Kertaning Bumi” artinya 1400 (tahun saka).
4) Sistem Kepercayaan
Pengaruh agama Hindu Budha di Indonesia tidak meninggalkan kepercayaan asli yang berupa animisme dan dinamisme. Hal tersebut nampak dari kehidupan masyarakat Bali yang masih percaya terhadap kekuatan roh-roh nenek moyang maupun benda-benda yang memiliki kekuatan magis, sehingga sering dilakukan ritual-ritual khusus dan mengirim sesaji.
5) Seni Sastra
Pengaruh Akulturasi budaya di bidang seni sastra nampak pada penggunaan bahasa Sanskrerta yang domonan dalam bahasa Indonesia yang dapat dijumpai dalam istilah-istilah pemerintahan, kepercayaan, dan kitab suci kuno.
B. Perkembangan Kerajaan-Kerajaan Bercorak Hindu Buddha di Nusantara
Sebelum masuknya budaya India ke Indonesia, kondisi masyarakat Indonesia terbagi dalam beberapa dusun yang dipimpin oleh seorang kepala suku. Peranan kepala suku adalah melindungi dusunya dari bencana dan serangan dusun lain serta memberi kesejahteraan bagi masyarakat, sehingga seorang kepala suku dipilih berdasarkan kesaktian, kewibawaan, dan karismanya.
Namun dalam perkembangannya, setelah pengaruh budaya Hindu-Buddha masuk, terjadi perubahan dalam bentuk kerajaan. Secara geografis, letak Hindu dan Buddha berada di pedalaman sehingga mata pencaharian penduduknya bersifat agraris. Berdirinya kerajaan-kerajaan Hindu dan Buddha secara berturut-turut sebagai berikut :
1. Kerajaan Kutai
Kerajaan Kutai merupakan kerajaan Hindu yang pertama di Indonesia yang ditemukan di Kalimantan selatan. Kerajaan Kutai didirikan oleh Kudungga pada abad ke-4 M. Bukti keberadaan Kerajaan Kutai didasarkan pada pertemuan tujuh Yupa yang berisi tentang,
a. Masyaraat Kutai pada nulanya hidup dalam sistem kesukuan yang dipimpin kepela suku dan dewan tetua yang berfungsi sebagai penasihat, sedangkan kepala suku memiliki peranan di bidang politik, sosial, budaya, dan sebagai pemimpin adat.
b. Masyarakat Kutai dibagi dalam dua kelompok, yaitu lakum bangsawan dan masyarakat biasa.
c. DI bidang kebudayaan, masyarakat Kutai mengembangkan tradisi penghormatan terhadap orang tua dan roh nenek moyang.
Salah satu yupa menyebutkan suatu tempat suci dengan kata vaprakecvara. Seorang ahli bernama Ny. Sulaiman mengatakan bahwa kata vaprakecvara itu dihubungkan dengan Dewa Syiwa. Dengan demikian dapat dipastikan bahwa masyarakat kutai memeluk agama Syiwa. Hal ini di dukung oleh beberapa faktor berikut :
a. Besarnya pengaruh Kerajaan Pallawa yang beragama Syiwa menyebabkan agama Syiwa terkenal di Kutai.
b. Pentinfgnya peranan para Brahmana di Kutai menunjukan besarnya pengaruh brahmana dalam agam Syiwa terutama mengenai upacara korban.
Raja Kadungga adalah raja pertama yang berkuasa di Kerajaan Kutai. Akan tetapi, apabila dilihat dari raja yang masih menggunakan nama Indonesia, para ahli berpendapat bahwa pada mas pemerintahaan Raja Kadungga pengaruh Hindu masuk ke wilayahnya. Kedudukan raja Kadingga pada awalnya adalah sebagai seorang kepala suku. Dengan masuknya pengaruh Hindu, ia mengubah struktur pemerintahanya menjadi kerajaan dan mengangkat dirinya menjadi raja, sehingga pergantian raja dilakukan secara turun menurun.
Dalam upacara ini, dilaksanakan peepasan kuda dengan tujuan untuk menentukan batas kekuasaan Kerajaan Kutai. Dengan kata lain, pelepasan kuda-kuda itu diikuti oleh prajurit Kerajaan Kutai.
Raja Kedua Kerajaan Kutai adalah Asmawarman, seorang raja yany cakap dan kuat serta berhasil memperluas wilayah Kerajaan Kutai. Hal ini dibuktikan dengan pelaksanaan Upacara Asmawedha.
Sedangkan raja terbesar dari Kutai adalah Raja Mulawarman yang dapat membawa kemakmuran dan kejayaan bagi kerajaan Kutai.
2. Kerajaan Tarumanegara
Kerajaan Tarumanegara merupakan kerajaan Hindu Ke 3 Setelah Kutai, yang terdapat di Jawa Barat, tepatnya dilembah Sungai Cirtarum. Pada abad ke-5. Keberadaan Kerajaan Tarumanegara dibuktikan dengan ditemukannya beberapa Prasasti yaitu :
a. Prasasti Ciaruteun (Ciampea, Bogor).
b. Prasasti Kebon Kopi ( Bogor).
c. Prasasti Muara Cianten ( Bogor).
d. Prasasti Tugu (Daerah Tugu, Jakarta Utara).
e. Prasasti Pasir Awi ( Leuwiliang).
f. Prasasti Munjul (Banten).
Berdasarkan Prasasti Tugu, dapat diperkirakan bahwa pusat pemerintahan Kerajaan Tarumanegara terletak di daerah antara Bogor dan Bekasi dengan Wilayah kekuasaan meliputi Banten, Jakarta, dan Cirebon.
Kerajaan Tarumanegara mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Purawarnam, yang dibuktikan dengan mampu membangun saluran irigasi yang dapat mendukung sektor pertanian, sehingga masyarakat dapat hidup sejahtera. Kerajaan Tarumanegara menjadi pusat dagang Nusanr=tara dan pelabuhan dagang Internasional yang memperdagangkan barang dagangan berupa emas, perak, alat-alat pertanian, dan gading gajah.
Salah satu berita ini menyebutkan adanya kerajaan Tolomo yang beberapa kali mengirim utusan ke Cina dengan membawa barang dagangan berupa gading gajah, cula badak, penyu, emas, dan perak. Dari beberapa sumber tersebut, dapat diambil kesimpulan tentang kehidupan masyarakat Tarumanegara, yaitu sebagai berikut :
a. Mata pencaharian masyarakat meliputi peternakan (hadiah 1.000 ekor sapi), berburu (gading gajah dan cula), pertanian (penggalian Sungai Gomati), dan perdagangan (Berita Cina, emas, dan perak).
b. Agama yang berkembang di Tarumanegara yaitu Buddha, Hindu aliran Brahmana, Hindu aliran Wisnu (tapak kaki Dewa Wisnu), dan kepercayaan asli.
Mengenai riwayat akhir Kerajaan Tarumanegara, tidak didapati informasi yang jelas, karena tidak ada berita yang terkait dengan hal tersebut.
3. Kerajaan Mataram Kuno (Mataram Lama)
Kerajaan Mataram Kuno terletak di Jawa Tengah dengan daerah pusatnya disebut Bhumi Mataram. Daerah tersebut dikelilinhi oleh pegunungan dan gunung-gunung seperti Pegunungan Serayu Gunung Prau, Gunung Sindoro, Gunung Sumbing, Gunng Ungaran, Gunung Merbabu, Gunung Merapi, Pegunungan Kendendeng, Gunung Lawu, Gunung Sewu, dan Gunung Kudul. Daerah ini juga diairi banyak sungai, diantaranya : Sungai Bogowonto, Sungai Elo, dan yang terbesar adalah Sungai Bengawan Solo.
Kerajaan Mataram Kuno merupakan kelanjutan dari Holing dengan ibu kotanya di medang Kamulan dengan raja pertama bernama Sanjaya yang bergelar Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya. Ada beberapa sumber yang memuat tentang keberadaan Mataram Kuno yaitu:
a. Prasasti Tukmas yang ditemukan di Grabag. Prasasti ini ditulis dengan huruf Pallawa dan Bahasa Sanskerta. Berisi Kalimat “ Adanya mata air yang mengumpul di tempat yang banyak bunga tanjung dan mengair seperti Sungai Gangga”.
b. Prasasti Canggal tahun 732 M. Yang berupa bangunan Yoni sebagai tempat pemujaan umat Hindu. Menurut Prasasti Canggal, Raja Sanjaya adalah pendiri Kerajaan Mataram dari Dinasti Sanjaya. Raja Sanjaya memerintah dengan sangat adil dan bijaksana, sehingga rakyatnya terjamin, aman, dan tentram.
c. Prasasti Kalasan tahun 778 M yang berisi kedatangan Dinasti Syailendra yang mendesak kekuasaan Dinasti Sanjaya.
d. Prasasti Karang Tengah tahun 824 M yang mengisahkan Samaratungga dan Pramodawardhani.
e. Prasasti Argopura tahun 863 M yang menginformasikan pemerintahan Kayuwangi (Dyah Lokapala) dari Dinasti Sanjaya.
f. Prasasti Balitung tahun 907 M yang menginformasikan raja yang pernah memerintah pad masa Dinasti Sanjaya.
g. Prasasti Nalanda tahun 860 M yang menginformasikan tentang usulan-usulan Raja Balaputradewa.
h. Prasasti Ratu Boko tahun 856 m yang menginformasikan kekelahan raja Balaputradewa dalam melawan kakaknya Pramodawardhani.
Berdasarkan Prasasti Dyah Balitung, dapat diketahui yang memerintah Mataram Lama sebelum Balitung adalah Sanjaya, Rakai Panangkaran, Warak, Garung, Rakai Pikatan, dan Kayu Wangi, sedangkan setelah Dyah Balitung adalah Daksa, Tulodhong, Wawa, dan Mpu Sendok.
Pada masa pemerintahan Dyah Balitung, wilayah kerajaan meliputi Jawa Tengah dan Jawa Timur, sehingga ia dapat dianggap sebagi Raja terbesar Mataram Kuno. Peninggalan banyak berupa prasasti diantaranya Prasasti Penampihan, Wonogiri, Kedu, dan Jedung.
Kehidupan ekonomi masyarakatnya adalah agraris sehingga sektor ppertanian yang dikembangkan untuk kehidupan ekonomi masyarakatnya sangat maju, rukun, dan damai sebab di warnai dengan sikap gotong-royong. Hubungan antarlingkungan istana dan desa-desa cukup erat. Untuk menjaga keamanan dan ketentraman masyarakat, dikeluarkan berbagai peraturan (hukum) yang haris ditaati oleh semua orang termasuk pegawai-pwgawainya.
Keruntuhan mataram Kuno disebabkan oleh adanya serangan dari Sriwijaya, adanya bencana alam, dan wabah penyakit sehingga Mpu Sendok memindahkan pemerintahan Mataram Lama ke Jawa Timur. Peristiwa itu menandai berakhirnya Kerajaan Mataram Lama dengan Dinasti Sanjaya, sekaligus dimulainya Kerajaan Medang Kamulan dengan Dinasti Isana.
4. Kerajaan Medang Kamulan
Kerajaan Medang Kamulang didirikan oleh Mpu Sendok dengan perintah Dinasti Isana pada tahun 929 M. Nama Isana diambil dari gelar Resmi Raja Sendok yaitu Sri Maharaja Rakai Hino Sri Isana Wikramadharma Tunggadewa. Pengganti Mpu Sendok adalah Raja Dharmawangsa yang selama pemerintahaannya menjalin persahabatan dengan berbagai kerajaan ditingkat lokal maupun Internasional, yaitu dengan Cina. Raja Dharmawangsa menikahkan anaknya dengan putra Raja Udayana yaitu Airlangga. Akan tetapi saat pesta Pernikahan berlangsung,ada serbuan dari kerajaan kerajaan Sriwijaya yang bersekutu dengan kerajaan Warawari.
Pertempuran tersebut membawa korban yang sangat bamyak dan yang selamat adalah Airlangga berserta pengikutnya yang bernama Narottama. Airlangga berserta rombongan melarikan diri dan masuk ke hutan beberapa lama. Dalam pengungsian ini ia dibimbing oleh seorang Brahmana. Tahun1019 atas permintaan rakyat yang diwakili pemuka agama Syiwa dan Buddha, Airlangga dinobatkan menjadi Raja (1019-1042). Pada tahap awal (1019-1023)dilakukan persiapan dengan menyusun pemerintahan diwilayah kerajaan yang kecil. Pada tahap penyatuan, bekas wilayah kerajaan Darmawangsa yang terpecah disatukan, mislnya Wengkar (1030 dan 1035), Bhismaprabhawa (1028), dan Ratu Rakhsa dari selatan (1032).
Kemudian Airlangga memindahkan pusat kerajaannya di Kahuripan, ia juga berjuang mengembalikan kerajaan Dinasti Isana dengan cara menaklukkan daerah-daerah kecil disekitarnya. Disektir pertanian, Airlangga membangun Waringin Sapta yang digunakan sebagai sarana irigasi, sedangkan di sektor perdagangan dibangun pelabuhan Hujung Galuh. Dengan dibangunnya berbagai sarana prasarana yang penting, maka kehidupan rakyat Kahuripan lebih sejahtera.
Sebagai pewaris takhta Airlangga adalah Sri Sanggramawijaya tetapi dia tidak mau menjadi raja, dia inginmenjadi seorang petapa sehingga dibuatkan bangunan pertapaan di Pucangan dan berganti nama menjadi Kilisuci. Timbulnya kesulitan bagi Airlangga karena kedua putranya yang lain ingin menjadi raja. Sehingga diputuskan padatahun 1041 untuk membagi kerajaan menjadi dua, yaitu Kediri dan Jenggala.
5. Kerajaan Sriwijaya
Kerajaan Sriwijaya ditemukan di Sumatra Selatan, tepatnya di tepi Sungai Musi atau sekitar Kota Palembang sekarang. Adapun sumber-sumber sejarah yang dapat memberi informasi tentang keberadaan kerajaan Sriwijaya yaitu :
a. Berita Asing
1) Berita Arab : Dapat Diketahui adanya perkampungan Arab yang ada di Sumatra, sehingga dari mereka dapat diketahui keberadaan Kerajaan Sriwijaya.
2) Berita India : dapat diketahui bahwa raja dari kerajaan Sriwijaya pernah menjalin hubungan dengan kerajaan Nadala dan Kerajaan Chda.
3) Berita Cina : Dapat diketahui bahwa pedagang-pedagang dari kerajaan Sriwijaya telah menjalin hubungan perdagangan dengan para pedagang Cina.
b. Berita Dalam Negri
Dapat diketahui dari beberapa prasasti yaitu :
1) Prasasti kedukan Bukit (684 M) berisi keberhasilan Sriwijaya dalam menaklukan Minangatamwan.
Prasasti ini ditemukan dikedukan Bukit (palembang) berangka tahun 6050 (683 M) ditulis dengan huruf Pallawa, dan berbahasa Melayu Kuno berisi tentang perjalanan suci Dapunta Hyang disertai ribuan tentara dan perbekalan lengakap. Hal ini dapat diperkirakan sebagai usaha penaklukan daerah. Adanya istilah Marmuat Wanua oleh sebagian ahli dijadikan dasar letak Sriwijaya di Palembang.
2) Prasasti Talang Tuwo (684 M). Prasasti ini ditemukan di sebelah barat Palembang yang berisi tentang Dapunta Hyang Srijayanaga membuat Sriksetra (taman suci). Hal ini diperkirakan sebagai ungkapan rasa syukur atas keberhasilan ekspedisinya, di mana taman tersebut dibuat untuk kemakmuran semua makhluk.
3) Prasasti Telaga Balu berisi kutukan raja kepada rakyatnya yang melanggar perintah raja.
4) Prasasti Kota Kapur (686 M). Prasasti ini ditemukan di Kota Kapur yang berisi tentang raja sriwijaya mengeluarkan kutukan kepada rakyat yang tidak tunduk kepada Sriwijaya dan berusaha menaklukan Bumijawa yang tidak tunduk.
5) Prasasti Karang Berahi ( 686 M) berisi penguasa Kerajaan Sriwijaya atas daerah Jambi.
6) Prasasti Ligor (775 M) berisi peranan Ligor dalam pelayaran dan perdagangan di selat Malaka.
7) Prasasti Nalanda, berisi Sriwijaya membiayai para mahasiswanya belajar agama di Nalanda.
Kerajaan Sriwijaya mengalami masa kejayaan pada pemerintah Raja Balaputradewa, yang dapat memberi kemajuan bagi Kerajaan Sriwijaya antara lain :
a. Bidang Politik
Berhasil menguasai seluruh wilayah Indonesia antara lain Jawa, seluruh Sumatra, dan Malaysia.
b. Bidang Ekonomi
Berhasil menjadi pusat perdagangan dan menguasai seluruh aktivitas perdagangan nasional meupun internasional yang ada wilayah Asia Tenggara, Selat Malaka, Laut Jawa, dan Selat Sunda.
c. Bidang Agama
Kerajaan Sriwijaya menjadi pust agama Buddha di Asia Timur.
d. Bidang Budaya
Memiliki keanekaragaman budaya yang dibawa oleh berbagai orang yang belajar agama Buddha di Sriwijaya, sehingga dapat ditemukan museum yang disebut Rumah Bari yang digunakan untuk penyimpanan arca Buddha.
Kerajaan Sriwijaya dapat berkembang menjadi kerajaan maritim yang besar. Perkembangan tersebut didukung oleh beberapa faktor yaitu :
a. Letak Sriwijaya yang strategis, yaitu berada di jalur lalulintas perdagangan antara India dan Cina.
b. Runtuhnya Kerajaan Funan di Indo-Cina (Kampuchea).
c. Majunya aktivitas pelayaran dan perdagangan antara India dan Cina, sehingga menyebabkan Sriwijaya ramai dikunjungi kapal asing dan pedagang asing.
d. Memiliki armada laut yang kuat untuk melindungi lalu lintas pelayaran.
e. Melayani distribusi ke berbagai wilayah di Nusantara sehingga daoat mendatangkan keuntungan yang besar.
Adapun yang menyebabkan keruntuhan Sriwijaya yaitu :
a. Serangan kerajaan Cholamandala dari India Selatan pada tahun 1024 M dan 1030 M.
b. Kekuatan armada Laut Sriwijaya lemah sehingga pengawasan terhadap wiayah bawahan semakin emah.
c. Merosotnya aktivitas perdagangan di Sriwijaya lemah sehingga yang disebsbkan keamananya yang tidak terjamin dengan baik.
d. Berdirinya Kerajaan Majapahit pada abad 13 M menyebabkan ekuasaan Sriwijaya tersisih dengan kekuatan dan kekuasaan Majapahit yang lebih besar.
e. Para pengganti Balaputradewa lemah dan kurang bijaksana.
f. Serangan Darmawangsa dari Jawa Timur terhadap wilayah kekuasaan Sriwijaya pada tahun 992.
g. Ekspedisi Pamalayu dari Kertanegara tahun 1275.
6. Kerajaan Majapahit
Kerajaan Majapahit didirikan pada tahun 1293 M oleh Raden Wijaya, tepatnya di daerah Trowulan yang sekarang menjadi Mojokerto. Berdirinya Kerajaan Majapahit merupakan kelanjutan dari Kerajaan Singosari yang runtuh akibat serangan dari bangsa Mongo. Kerajaan ini adalah Kerajaan terbesar di Indonesia dan mampu menciptakan paerbahan besar dalam waktu relatif singkat. Menurut Moh. Yamin sejarah Majapahit dapat di bagi menjadi empat masa yaitu :
a. Masa Pembentukan (1293-1309)
Masa pertumbuhan politik di singasari kekuasaan negara tersusun kembali di bawah pemerintahan Raden Wijaya.
b. Masa Pertumbuhan (1309-1429)
Masa yang meliputi pemerintahan Jayanegara sampai Wiaramawardhana.
c. Masa Kemunduran ( 1429-1478)
Masa yang diliputi perang saudara dan kekacauan.
d. Masa Kemusnahan ( 1478)
Masa lenyaonya pusat kekuasaan politik Majapahit.
Keberadaan Kerajaan Majapahit dapat diketahui dari adanya beberapa sumber yaitu :
a. Prasasti Butak yang memberi informasi keruntuhan kerajaan Singosari dan perjuangan Raden Wijaya dalam mendirikan Majapahit.
b. Kidung Narsuwijaya dan Kidung Panji Wijaya Krama yang memberi informasi mengenai perjuangan Raden Wijaya dalam mengahadapi Kediri.
c. Kitab Pararaton yang memberi informasi riwayat raja-raja dalam pemerintahan kerajaan Singosari dan Majapahit.
d. Kitab Negarakertagama yang mengisahkan keadaan Majapahit pada masa pemerintahan Hayam Wuruk.
e. Berbagai peninggalan berupa candi dan arca di istana Trowulan.
Kerajaan Majapahit merupakan Kerajaan Buddha terbesar di Indonesia, sebab mampu mempersatukan wilayah Indonesia di bawah kekuasaan Majapahit, dengan Sumpah Palapa yang dipegang oleh Patih Gajah Mada. Gajah Mada meninggal di Madakaripura tahun 1364.
Pada masa pemerintahan Hayam Wuruk, bidang sastra banyak memunculkan karya yang bermutu tinggi. Diantaranya Negarakertagama, sundayana, Arjunawijaya (Mpu Tantular), Kunjarakarna, parthayajna, panjiwijayakrama, sundayana, dan sebagainya. Beberapa seni bangunan candi, antara lain Candi Simping, Candi Panataran, Candi Jabung, Tikus, Paro, Brahu, Wringin Lawang, dan Lain-lain.
Kerajaan Majapahit mengalami kejayaan pada masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk yang dapat mempersatukan seluruh wilayah Nusantara di bawah kekuasaannya.
Di bidang pemerintahan disusun beberapa lembaga negara yaitu :
a. Raja
b. Dewan Saptaprabu, yang bertugas mengurusi keluarga raja, pergantian raja, dan kebijakan negara.
c. Pansaring wilwatikta, yaitu dewan lima menteri yang bertugas mengurusi tata negara dan angkatan perang, istiah lainnya adalah rakyan demung, rakyan temenggung, rakyan ranggha, dan rakyan kanuruhan.
d. Mahamantri katrini, yaitu tiga mentri sebagai pelaksana kebijakan raja (hino, halu, dan sirikan).
e. Dharmadyaksa, yang mengurusi agama dan hal yang sakral, terdiri atas lima orang Syiwa dan dua orang Buddhis.
f. Adyaksa, yaitu badan yang mengurusi peradilan dengan kitab hukumnya Kutaramanawa.
Akan tetapi dalam usahanya, ia mendapatkan kendala berupa Pemberontakan Bubat yang dapat dipadamkan. Sebelum Hayam Wuruk, pemerintahan Kerajaan Majapahit secara berturut-turut dipegang oleh Raden Wijaya, Sri Jayanegara, dan Tribhuana Tunggadhewi.
Kerajaan Majapahit dapat berkembang pesat, sebab dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :
a. Letak geografis yang strategis yaitu di tengah-tengah Nusantara
b. Terketak di tepi Sungai Brantas, sehingga mudah dilalui oleh kapal-kapal.
c. Tanahnya subur sehingga hasil pertaniannya melimpah yang dapat digunakan sebagai barang ekspor.
d. Muncul tokoh-tokoh negarawan seperti Raden Wjaya dan Gajah Mada yang dapat memberi pemikiran-pemikiran bagi perkembangan Majapahit.
e. Tidak adanya kerajaan lain di Indonesia yang bersaing dengan Majapahit.
f. Di luar Indonesia, tidak ada lagi kerajaan besar.
Sedangkan kemunduran Kerajaan Majapahit dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :
a. Sistem pemerintahan yang menggunakan otonomi daerah menyebabkan banyak daerah melepaskan diri.
b. Perang saudara (Perang Paregreg) yang dilakukan oleh Wirakramawardhana dan Bhre Wirabumi menyebabkan kekuasaan Majapahit menjadi lemah.
c. Kemunduran ekonomi dan perdagangan mengakibatkan banyak daerah yang melepaskan diri.
d. Pengaruh perkembangan agama islam di daerah pesisir Jawa menyebabkan tidak lagi tunduk kepada Majapahit.
C. Perkembangan Negara Tradisional Bercorak Islam di Nusantara
1. Proses Klasik serta Berkembangnya Agama dan Kebudayaan Islam di Indonesia
Masuknya agama dan budaya Islam ke Indonesia dipengaruhi oleh adanya hubungan perdagangan Asia Kuno, yang dilakukan oleh bangsa Cina dan India, yang mendorong pedagang lainnya seperti pedagang dari Arab, Persia, dan Gujarat untuk ikut serta dalam hubungan perdagangan tersebut. Hal itu menyebabkan kota-kota pelabuhan yang berfungsi sebagai tempat transit ramai dikunjungi orang, sehingga dapat berkembang menjadi pusat-pusat perdagangan dunia. Dari hubungan perdagangan tersebut, mereka dapat saling mengenal budaya yang dibawa oleh masing-masing pedagang yang dapat dilihat dari bahasa, barang dagangan yang dibawa maupun dari corak hidup. Untuk itu banyak pedagang Arab, Persia, dan Gujarat yang menetap dan menikah dengan penduduk setempat, sehingga budaya Islam dan agama Islam dapat dengan mudah disebarkan di barbagai wilayah Indonesia melalui Pendekatan budaya.
2. Pembawa Agama Islam ke Indonesia
Ada beberapa teori yang dikemukakan oleh para ahli tentang pembawa agama Islam ke Indonesia, yaitu sebagai berikut :
a. Teori Persia
Teori Persia menjelaskan bahwa pembawa agama Islam ke Indonesia adalah bangsa persia yang didasarkan pada sumber bukti sejarah berupa berita Cina yaitu adanya koloni para pedagang Islam di Tashih yang berada di Sumatra bagian barat.
b. Teori Gujarat
Teori Persia menjelaskan bahwa pembawa agama Islam ke Indonesia adalah bangsa Gujarat yang di dasarkan pada sumber bukti sejarah dari India yaitu para Pedagang Gujarat selain berdagang mereka juga menyebarkan agama Islam di sepanjang daerah pesisir pantai.
c. Teori Arab
Teori Persia menjelaskan bahwa pembawa agama Islam ke Indonesia adalah bangsa Arab yang di dasarkan pada sumber bukti sejarah dari Arab yaitu adanya kesamaan gelar dan marga antara para bangsa-bangsa yang menyebarkan Islam di Nusantara dengan yang terdapat pada masyarakat Hadramaut.
3. Sumber dan Berita Masuknya Agama dan Kebudayaan Islam di Indonesia
a. Sumber dari Luar Negri
1) Berita Arab : adanya sebutan untuk kerajaan Sriwijaya dengan Zabaq, Zabay, atau Sribusa.
2) Berita Eropa : Perjalanan Marcopolo yang pernah singgah di Kerajaan Perlak yang Masyarakatnya telah memeluk agama Islam
3) Berita India : Para pedagang Gujarat menyebarkan agama Islam di sepanjang daerah pesisir Pantai.
4) Berita Cina : ditemukannya perkampungan Islam di pesisiran pantai utara Jawa Timur.
b. Sumber Dalam Negri
1) Makam Syekh Maulana Malik Ibrahim di Gersik yang pada nisannya terdapat tulisan Arab.
2) Makam Sultan Malikul Saleh di Sumatra Utara yang pada nisannya terdapat tulisan Arab.
3) Penemuan batu di Leran (dekat Gersik) yang menggunakan huruf dan bahasa Arab yang memuat tentang meninggalnya seorang perempuan yang bernama Fatimah binti Ma’imun.
4. Faktor Penyebab Islam Cepat Berkembang di Indonesia
a. Ajaran sederhana, mudah dimengerti, dan diterima.
b. Syarat untuk masuk Islam sangat Mudah, yaitu hanya dengan mengucapkan kalimat syahadat.
c. Agama Islam tidak mengenal kasta, sehingga semua orang boleh untuk memeluk agama Islam.
d. Upacara-upacara keagamaan bersifat sederhana.
e. Islam disebarkan secara damai lawat pendekatan budaya.
f. Jatuhnya Kerajaan Majapahit dan Sriwijaya menyebabkan kerajaan Islam berkembang pesat.
5. Saluran Penyebaran Islam di Indonesia
a. Proses hubungan perdagang yang dilakukan antara pedagang lokal dengan para pedagang asing.
b. Perkawinan yang dilakukan para pedagang Arab, Persia, dan Gujarat dengan penduduk asli Indonesia, sehingga dapat tercipta akulturasi budaya.
c. Dakwah, yaitu melakukan ceramah di tempat-tempat ramai seperti di pasar dan masjid.
d. Mendirikan pondok pesantren yang mengajarkan agama Islam.
e. Pengobatan secara Islam dengan menggunakan doa-doa Islami.
f. Kesenian yaitu penyebaran agama Islam dengan menggunakan sarana wayang kulit, musik rebana, dan syair sebaga media penyebarannya.
6. Pengaruh Agama di Indonesia
a. Bidang Pemerintahan
Ciri-ciri kerajaan yang bercorak Islam antara lain :
1) Raja bergelar Sunan atau Sultan yang berperan sebagai kepala pemerintah dan pemimpin agama.
2) Menggunakan ajaran Islam berupa Al-Quran dan Hadits sebagai dasar pemerintahan.
3) Menggunakan sistem dinasti yaitu secara turun-temurun.
4) Kerajaan berfungsi sebagai pusat pemerintahan, ekonomi, dan pengembangan agama
b. Bidang Sosial
Masyarakat dapat dibedakan menjadi tiga kelompok yaitu :
1) Raja dan Bangsawan
Raja dan bangsawan merupakan kelompok Masyarakat atas yang di sebut kelompok elite yang memegang kekuasaan dalam pemerintahan.
2) Pemuka Agama
Pemuka agama merupakan kelompok masyarakat mencegah yang di sebut Kyai yang memiliki peranan sebagai pemuka agama dan pemimpin upacara-upacara keagamaan.
3) Wong Cilik (Kaula)
Wong Cilik (Kaula) merupakan kelompok masyarakat bawah yang merupakan mayoritas masyarakat yang diperintah.
c. Bidang Ekonomi
Kota-kota pelabuhan di Indonesia yang berfungsi sebagai tempat transit atau peristirahatan dapat berkembang menjadi pusat Perdagangan internasional serta mulai dikenal adanya perdagangan dengan menggunakan alat tukar.
d. Bidang Budaya
1) Seni arsitektur berupa masjid, makam, menara, keraton, dan nisan.
2) Bahasa dan tulisan Arab
3) Pakaian berjilbab dan baju koko
4) Tulisan dari bahasa Arab.
5) Upacara-upacara keagamaan.
7. Hasil Akulturasi Budaya Islam dengan Budaya Indonesia
a. Bidang Bangunan
1) Masjid
Memiliki ciri-ciri yaitu :
a) Atap yang berupa segitga bertumpang yang berjumlah 3 dan 5 yang pada puncaknya dilengkapi dengan mustoko.
b) Menara yang merupakan ksatuan bangunan masjid Islam yang menjadi tambahan. Menara ini berfungsi sebagai tempat adzan.
c) Letak masjid selalu berdekatan dengan alun-alun dan istana.
d) Memiliki danah berbentuk bujur sankar ditambah dengan lantai yang berbentuk punden berundak dan dilengkapi serambi di depan maupun di samping.
Contoh masjid yang merupakan hasil akulturasi budaya Islam dengan budaya setempat adalah :
a) Mesjid Demak.
b) Mesjid Agung Cirebon.
c) Mesjid Agung Banten.
2) Makam
Bangunan makam ini dilengkapi dengan kijing dan cungkup atau kubah yang bertujuan untuk menghormati roh-roh orang yang dikuburkan. Kompleks bangunan makam selalu menjadi satu dengan masjid serta dikelilingi oleh tembok dan memiliki gapura.
Contoh makam-makam kuno antara lain :
a) Makam Sendang Duwur
b) Makam Malikul Saleh
c) Cungkup makam Putri Suwari di Leran.
d) Makam Syeh Maulana Malik Ibrahim.
b. Aksara dan Seni Rupa
1) Seni Kaligrafi
Penulisan huruf Arab dalam seni Kaligrafi dipadukan dengan seni Jawa sehingga huruf Arab dipadukan dengan huruf Jawa Kuno. Seni Kalirafi digunakan sebagai hiasan pada nisan makam, dinding rumah, pintu, keramik, dan ukiran Jepara.
2) Seni Sastra
Seni Sastra Islam di Jawa yang muncul antara lain berupa hikayat, dongeng, dan babad yang merupakan cerita rakyat yang berisi persebaran agama Islam.
Di samping itu, juga muncul kitab-kitab seperti :
a) Kitab Primbon yang berisi ramalan-ramalan dan penentuan hari baik berdasarkan peruntungan kalender Jawa.
b) Kitab Suluk yang beris ajaran-ajaran agama Islam, contoh Suluk Sukarsa, Suluk Wujil, dan Suluk Malang Sumirang.
c) Syair yang berisi untaian kata-kata indah yanh memiliki makna tentang ajaran Islam, contohnya Syair Prahu dan Si Burung Pinjai.
c. Filsafat dan Ajaran Islam
1) Tasawuf yang berisi ajaran dan aliran agama Islam.
2) Qalam adalah ajaran pokok agama Islam yang berisi pelajaran sekitar keesaan Tuhan Yang menjadi dasar kepercayaan (iman) mutlak bagi umat Islam.
3) Fikh (Fiqh) adalah bagian pokok agama Islam yang mengatur kehidupan masyarakat Islam, baik cara, lahir maupun batin.
d. Sistem penanggalan atau Kalender
Adanya sistem penanggalan komaariah (Islam) sengan dengan perhitungan Jawa sehingga sering disebut kalender Islam Kejawen.
e. Seni Pertunjukan
1) Permainan debus merupakan suatu jenis permainan yang disertai akrobat yang berbahaya seperti menusuk tumbuh tetapi tidak terluka.
2) Tari Seudati merupakan tarian khas Aceh. Ciri khas tarian ini adalah diiringan lagu tertentu yang berupa salawat Nabi Muhammad saw.
3) Seni gamelan merupakan pertunjukan musik yang dilakukan untuk mengiringi upacar-upacara keagamaan, seperti Sekaten dan Grebeg Mulud.
D. Kerajaan-Kerajaan Islam di Indonesia
Kerajaan-kerajaan di Indonesia yang bercorak Islam secara geografis terletak di sepanjang pesisir pantai. Hal ini disebabkan karena terbuktinya kerajaan dimulai dari kota-kota pelabuhan yang berfungsi sebagai kota transit, sehingga mata pencaharian masyarakatnya di sektorpertanian dan perdagangan atau disebut maritim.
1. Kerajaan Samudra Pasai
Kerajaan Samudra Pasai merupakan kerajaan Islam pertama di Indonesia yang berada di Sumatra . Kerajaan Samudra Pasai didirikan oleh Sultan Malik Al Saleh dan mengalami kejayaan. Hal ini dibuktikan Kerajaan Samudra Pasai mampu memperluas wiayahnya dan menjalin hubungan perdagangan dengan Arab. Ada masa emerintahan Sultan Malik Al Tahir, ada kunjungan Ibnu Battulah yang mengadakan perjalanan India-Cina (kembali 1345). Peranan Kerajaan Samudra Pasai dalam persebaran agama Islam Yaitu :
a. Menjadi pusat studi Islam di Asia sehingga banyak orang-orang asing yang meneta di Samudra Pasai
b. Penyebaran agama Islam melalui perluasan pengaruh politik. Hal ini dibuktikan dengan berhasil merintis munculnya kerajaan-erajaan Islam di Jawa.
Samudra Pasai menggunakan Selat Malaka sebagai jalur pperdagangan laut yang menghubungkan derah Samudra Pasai dengan Arab, India, dan Cina. Sebgai pusat perdagangan dan pelabuhanbesar, Samudra Pasai memiliki fungsi sebagai :
a. Tempat menambah perbekalan.
b. Tempat mengurus masalah perkapalan.
c. Tempat mengumpulkan komoditas dagang yang akan dikirim ke luar.
d. Tempat menyimpan barang yang akan diantar ke daerah lain.
Adanya perpecahan di dalam kerajaan telah melahirkan kemunduran politik dan perdagangan. Terlebih lagi, munculnya Kerajaan Malaka yang letaknya lebih strategis.
2. Kerajaan Aceh
Kerajaan Aceh meruupakan kelanjutan darai Kerajaan Samudra Pasai yang didirikan oleh Sultan Ibrahim. Kerajaan Aceh mengalami masa kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda yang berhasil menaklukan daerah-daerah di sekitar Aceh sekaligus mengislamkan daerah tersebut dalam usahanya untuk memperluas wilayah kekuasaan Sultan Iskandar Muda bekerja sama dengan Sultan Turki untuk memperkuat pasukannya.
Kerajaan Aceh mengembangkan diri dan dapat mempersatukan beberapa daerah di Aceh, yaitu Daya, Pedir, Lingga, Perlak, Tamiang, Samudra Pasai, dan Lamuri, di bawah kekuasaan Sultan Ali Mughayat Syah (1514-1528).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar